Ingin Gaji Lebih Berkah? Jangan Lupa Tunaikan Zakat Penghasilan

Ingin Gaji Lebih Berkah? Jangan Lupa Tunaikan Zakat Penghasilan

Zakat Penghasilan, Image: DALLĀ·E 3--

sulut.diway.idSetiap kali gaji masuk ke rekening, pasti ada rasa senang. Tapi, pernahkah kamu berpikir apakah gaji itu benar-benar membawa keberkahan? Banyak orang merasa penghasilannya cukup, namun selalu habis tanpa bekas. Bisa jadi, ada hak orang lain yang belum ditunaikan. Salah satunya adalah zakat penghasilan.

Apa Itu zakat penghasilan?

zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan dari pendapatan seseorang yang diperoleh dari profesi atau pekerjaan. Ini termasuk gaji bulanan, honorarium, komisi, fee proyek, dan bentuk pendapatan lainnya. Zakat ini bersifat wajib bagi Muslim yang sudah memenuhi syarat, sebagaimana zakat lainnya.

Meskipun jenis zakat ini belum populer seperti zakat fitrah, zakat penghasilan punya dampak besar terhadap keberkahan rezeki. Islam mengajarkan bahwa dalam harta kita terdapat hak orang lain. Dengan menunaikannya, kita membersihkan rezeki dari sifat kikir dan ketamakan.

Berapa Besaran zakat penghasilan?

Besarnya zakat penghasilan adalah 2,5% dari total penghasilan bersih bulanan. Artinya, setelah dikurangi kebutuhan pokok seperti cicilan, makan, transportasi, dan keperluan dasar lainnya, barulah dihitung zakatnya.

Contoh:
Jika gajimu Rp10.000.000 dan kebutuhan pokok bulananmu Rp5.000.000, maka zakatnya dihitung dari Rp5.000.000 (sisa bersih), yaitu sebesar Rp125.000 per bulan.

Kapan Harus Dibayar?

Berbeda dengan zakat maal yang dibayarkan setahun sekali, zakat penghasilan bisa ditunaikan setiap bulan. Ini membuatnya lebih ringan dan teratur. Bahkan, beberapa orang sudah langsung menyisihkannya saat menerima gaji pertama di awal bulan.

Mengapa zakat penghasilan Penting?

  1. Membuat harta lebih bersih dan berkah
    Gaji yang kamu terima bisa saja terasa ‘berat’ karena ada hak orang lain di dalamnya. Dengan menunaikan zakat, kamu membersihkan penghasilan dan menjadikannya lebih berkah.

  2. Menumbuhkan empati dan kepedulian
    Menyisihkan sebagian penghasilan untuk membantu orang lain melatih kepekaan sosial. zakat penghasilan bukan hanya kewajiban agama, tapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama.

  3. Mengurangi ketimpangan sosial
    Zakat membantu pemerataan ekonomi. Saat kamu menunaikan zakat penghasilan, dana itu bisa disalurkan untuk pendidikan, kesehatan, dan modal usaha bagi yang membutuhkan.

  4. Mendatangkan ketenangan hati
    Banyak yang merasa lebih tenang secara emosional dan spiritual setelah rutin membayar zakat. Seolah ada “jaminan” bahwa Allah akan meluaskan rezeki dan melindungi dari kesempitan.

Apakah Semua Orang Wajib zakat penghasilan?

Tidak semua orang langsung wajib zakat penghasilan. Ada dua syarat utama:

  • Mencapai nisab: Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Untuk zakat penghasilan, nisabnya disamakan dengan harga 85 gram emas. Jika dalam sebulan penghasilan bersihmu melebihi nilai tersebut, maka zakat wajib ditunaikan.

  • Penghasilan telah mencukupi kebutuhan pokok: Bila penghasilanmu hanya cukup untuk kebutuhan dasar dan belum menyisakan kelebihan, kamu belum terkena kewajiban.

Namun, meskipun belum wajib, bersedekah dari penghasilan tetap dianjurkan. Tidak harus menunggu kaya untuk berbagi.

Cara Praktis Menunaikan zakat penghasilan

  1. Hitung penghasilan bersihmu setiap bulan

  2. Kalkulasikan 2,5% dari sisa penghasilan

  3. Salurkan ke lembaga zakat resmi atau langsung ke mustahik (orang yang berhak menerima)

  4. Konsisten setiap bulan

Beberapa kantor atau perusahaan bahkan sudah menyediakan layanan potong langsung zakat dari gaji karyawan. Jadi, kamu tidak perlu repot menghitung dan menyalurkan sendiri.

Jangan Takut Berkurang, Justru Bertambah

Banyak yang masih ragu menunaikan zakat penghasilan karena khawatir kebutuhan bulanan tak tercukupi. Tapi faktanya, justru semakin rutin menunaikan zakat, semakin lapang rezeki yang datang. Ini bukan sekadar janji, tapi sudah terbukti dari pengalaman banyak orang.

Zakat adalah bentuk investasi spiritual yang hasilnya tak hanya terlihat dalam bentuk materi, tapi juga dalam bentuk ketenangan, kesehatan, dan jalan rezeki yang terbuka dari arah tak terduga.

Penutup: Awali dengan Langkah Kecil

Kalau kamu baru mendengar soal zakat penghasilan, tak perlu langsung bingung. Mulai saja dari menyisihkan sebagian kecil dari gaji. Semakin kamu membiasakan diri, semakin mudah menjadikannya sebagai bagian dari hidup.

Ingat, tujuan utama zakat penghasilan bukan semata-mata soal hitung-hitungan uang, tapi tentang membersihkan hati, memperbaiki hubungan sosial, dan menjemput keberkahan. Gaji besar akan lebih bermakna bila bisa membawa manfaat untuk orang lain.

Sumber: