Teknologi Tenaga Surya dan Angin Tumbuh Drastis, China Jadi Pemimpin Global Energi Bersih
Penggunaan Energi Terbarukan, Image: Shiakingkong / Pixabay--
sulut.disway.id - Teknologi tenaga surya dan teknologi tenaga angin berkembang sangat cepat di China dan menciptakan perubahan besar dalam sektor energi global. Kini penggunaan energi terbarukan tidak lagi hanya menjadi rencana kebijakan, tetapi sudah berjalan dalam skala masif. Karena itu, banyak analis menyebut bahwa teknologi tenaga surya dan teknologi tenaga angin menjadikan China pemimpin global energi bersih dalam waktu yang jauh lebih cepat dari prediksi.
Data terbaru menunjukkan kapasitas tenaga surya yang terpasang mencapai 240GW hanya dalam sembilan bulan pertama tahun 2025. Selain itu, kapasitas tenaga angin bertambah 61GW. Bahkan pada tahun sebelumnya, China memasang 333GW kapasitas tenaga surya, lebih besar daripada gabungan seluruh dunia. Tren ini menunjukkan bahwa transisi energi di China bergerak sangat agresif dan terukur.
Dampak pada Emisi Karbon dan Industri
Efek dari pertumbuhan energi terbarukan terasa langsung pada emisi karbon. Centre for Research on Energy and Clean Air melaporkan bahwa emisi China tetap stabil selama 18 bulan terakhir meskipun permintaan energi meningkat. Kondisi ini terjadi berkat penggunaan energi surya dan energi angin dalam produksi listrik nasional.
Namun beberapa sektor, seperti industri kimia dan plastik, masih menunjukkan peningkatan emisi. Hal ini memperlihatkan bahwa transisi menuju energi bersih tetap membutuhkan strategi kebijakan yang lebih kuat, terutama untuk sektor industri intensif karbon.
Posisi China dalam Agenda COP30
Teknologi tenaga surya dan angin menjadi pembahasan penting dalam konferensi COP30 di Brazil. Presiden COP30, André Corrêa do Lago, menyebut bahwa ekspansi energi bersih China memberi dampak global karena menurunkan harga panel surya dan turbin angin.
Dengan demikian, bukan hanya kapasitas energi terbarukan China yang meningkat, tetapi juga penyebaran teknologi energi bersih ke negara berkembang.
Target Netral Karbon dan Strategi Masa Depan
China menargetkan puncak emisi sebelum 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060. Selain itu, pemerintah menetapkan pengurangan gas rumah kaca antara 7 hingga 10 persen dari puncaknya pada tahun 2035. Walaupun sebagian pakar menilai target ini moderat, pertumbuhan energinya menunjukkan potensi percepatan pencapaian.
Meskipun begitu, target penurunan intensitas karbon antara 2020–2025 kemungkinan tidak tercapai karena pertumbuhan sektor industri tertentu. Akhirnya, kebijakan energi perlu mencakup bukan hanya tenaga surya dan tenaga angin, tetapi juga teknologi penyimpanan energi dan efisiensi industri.
Fokus Rencana Lima Tahun Selanjutnya
Rencana Lima Tahun ke-15 akan menetapkan arah pembangunan energi China hingga 2030. Pemerintah menegaskan bahwa sistem energi rendah karbon menjadi fokus utama, termasuk ekspansi energi surya, energi angin, dan teknologi jaringan listrik modern.
Dengan momentum ini, China berpeluang mempertahankan posisi sebagai negara dengan transisi energi terbesar dan tercepat di dunia.
Kesimpulannya, pertumbuhan teknologi tenaga surya dan angin bukan hanya transformasi energi, tetapi juga strategi geopolitik dan ekonomi global yang memperkuat posisi China dalam industri energi bersih.
Referensi:
Centre for Research on Energy and Clean Air
Carbon Brief
Pernyataan André Corrêa do Lago, Presiden COP30
Li Shuo, Asia Society Policy Institute
Sumber: