Presiden Ferrari Tanggapi Cuapan Hamilton, Minta Eks Juara Dunia Itu Fokus pada Balapan
Lewis Hamilton, Image: @lewishamilton / Instagram--
sulut.disway.id – Tanggapan Ferrari soal Hamilton kembali memanas setelah Lewis Hamilton menyebut musim debutnya bersama Ferrari sebagai “mimpi buruk”. Komentar tersebut memicu respons internal tim karena eks juara dunia Formula 1 itu datang dengan reputasi besar, tetapi performa tim dan mobil masih jauh dari ekspektasi. Setelah GP São Paulo, Hamilton mengatakan kepada The Guardian, “Ini mimpi buruk dan saya sudah mengalaminya cukup lama.”
Ekspektasi Besar yang Berubah Jadi Tekanan Baru
Sejak kepindahannya diumumkan, Hamilton diprediksi menjadi simbol kebangkitan Ferrari. Harapan besar muncul karena pengalaman dan reputasinya sebagai salah satu pembalap paling sukses sepanjang sejarah Formula 1.
Namun realita berbalik. Mobil Ferrari sering tidak stabil, strategi balapan kurang tajam, serta proses adaptasi Hamilton berjalan tidak mulus. Ketika performanya menurun, Charles Leclerc justru tampil lebih konsisten dan mampu mengumpulkan poin lebih baik di klasemen.
Pada GP São Paulo, Hamilton harus menghentikan balapan setelah bagian lantai mobilnya rusak saat mencoba menyalip Franco Colapinto. Selain itu, ia juga menerima penalti waktu lima detik. Situasi ini semakin memperkuat pandangannya bahwa musim ini jauh dari ekspektasi.
Ferrari Menegur dan Minta Hamilton Kurangi Komentar
Komentar tajam Hamilton langsung mendapat respons dari Presiden Ferrari, John Elkann. Mengutip The Guardian, Elkann menanggapi:
“Mereka (pembalap) harusnya fokus saja pada balapan dan lebih sedikit bicara.”
Elkann juga menegaskan optimisme internal, “Masih ada beberapa balapan tersisa, dan tidak mustahil kami bisa finis di posisi kedua.”
Ia memberikan evaluasi tambahan, “Para mekanik sudah menjalankan tugas mereka, begitu juga para insinyur. Mobil kami jelas mengalami peningkatan. Sisanya tidak sesuai harapan.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa tanggapan Ferrari soal Hamilton bukan sekadar komentar balasan, tetapi juga peringatan langsung agar eks juara dunia itu mengendalikan narasi publik.
Hamilton Tidak Diam dan Dorong Perubahan Internal
Meskipun ditegur, Hamilton tidak memilih mundur. Ia justru bergerak melalui jalur internal. Hamilton dilaporkan melakukan pertemuan dengan para petinggi Ferrari, termasuk Elkann dan CEO Benedetto Vigna.
Mengutip The Guardian, Hamilton bahkan menyusun dua dokumen berisi rekomendasi perubahan organisasi dan evaluasi proses pengambilan keputusan teknis yang menurutnya lambat. Sikap ini memperlihatkan bahwa Hamilton ingin memperbaiki keadaan, bukan sekadar melontarkan kritik.
Namun dinamika ini tetap menjadi sorotan karena memperlihatkan gesekan antara budaya kerja Ferrari dan gaya komunikasi Hamilton.
Musim 2026 Jadi Titik Reset dan Harapan Baru
Sekarang fokus Ferrari dan Hamilton bergeser ke masa depan. Tahun 2026 akan menjadi tonggak besar Formula 1 karena regulasi teknis mengalami perubahan besar yang memengaruhi aerodinamika hingga power unit.
Musim 2025 menjadi kesempatan penting bagi Hamilton untuk beradaptasi penuh dengan lingkungan Ferrari sebelum memasuki era baru.
Ferrari kini berada di persimpangan: mengikuti ide Hamilton untuk mempercepat transformasi atau mempertahankan struktur kerja tradisional.
Penutup
Drama antara komentar Hamilton dan tanggapan Ferrari soal Hamilton menunjukkan hubungan kompleks antara pembalap besar dan tim legendaris. Hamilton ingin perubahan besar. Ferrari ingin fokus, ketenangan, dan hasil instan.
Meski berbeda pendekatan, keduanya tetap mengejar satu tujuan:
Ferrari kembali menjadi penantang gelar juara dunia Formula 1.
Referensi:
The Guardian – laporan komentar Lewis Hamilton dan tanggapan John Elkann.
Sumber: