YSK Gaet Akademisi Sulut Rancang RPJMD: Pendidikan Jadi Sorotan Utama

YSK Gaet Akademisi Sulut Rancang RPJMD: Pendidikan Jadi Sorotan Utama

YSK saat Berbicara di Depan Akademisi Sulut, Image: @yuliusselvanusofficial / Instagram--

sulut.disway.id - Pernahkah Anda membayangkan pendidikan di Sulawesi Utara bisa melompat jauh lebih maju jika dirancang langsung oleh para ahli kampus?

Itulah yang kini coba diwujudkan oleh Gubernur Sulut, Yulius Selvanus Komaling (YSK), lewat pendekatan kolaboratif dengan para akademisi.

"Kemarin pada tanggal 8 Mei 2025, saya menggelar pertemuan dan dialog dengan sejumlah rektor dan dosen dari Universitas Negeri dan Swasta di Sulawesi Utara," kata YSK.

Berkumpulnya 89 akademisi di Sulut ini menjadi momen menjabarkan visi dan misi khususnya di bidang pendidikan.

"Seiring dengan visi misi kami, saya ingin mengajak para akademisi ini berpartisipasi dan berkontribusi bersama pemerintah bagaimana membuat rumusan yang nantinya akan dituangkan dalam RPJMD,"sambung dia.

Menurut dia, status RPJMD masih dalam penyusunan, "Namun kontribusi lewat masukan-masukan secara tertulis di selang waktu yang ada sangat dibutuhkan. Kita butuh masukan agar semuanya berjalan dengan baik ke depan di Sulut."

Kolaborasi Nyata Pemerintah dan Kampus

Keterlibatan 89 akademisi dalam forum tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Pemprov Sulut menginginkan fondasi pendidikan yang kokoh. Dalam praktiknya, pemerintah tak lagi menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) secara sepihak, tetapi membuka ruang partisipatif yang luas.

Hal ini bukan sekadar formalitas. Dosen dan rektor diminta memberi masukan tertulis yang akan memengaruhi arah kebijakan lima tahun ke depan. Cara ini tidak hanya meningkatkan kualitas RPJMD, tetapi juga memperkuat legitimasi publik.

Pendidikan sebagai Motor Pembangunan

YSK menyadari bahwa pendidikan adalah motor penggerak pembangunan daerah. Oleh karena itu, sektor ini dijadikan prioritas utama. Dengan melibatkan akademisi sejak tahap awal, Sulut berpotensi memiliki RPJMD yang lebih realistis, berkelanjutan dan sesuai kebutuhan lokal.

Kehadiran para akademisi dari berbagai latar belakang keilmuan juga diyakini mampu menghasilkan strategi pembangunan yang lebih komprehensif.

Penutup

Langkah YSK membangun jembatan antara dunia akademik dan birokrasi layak diapresiasi. Jika kolaborasi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Sulut akan menjadi pionir dalam pembangunan daerah berbasis keilmuan dan riset.

Sumber: