Melihat Huruf Menari Itu Salah Satu Gejala pada Penderita Disleksia
Melihat Huruf Menari, Image: DALLĀ·E 3--
sulut.disway.id - Melihat huruf menari bukan sekadar ungkapan kiasan. Pada sebagian individu dengan disleksia, pengalaman tersebut hadir dengan jelas saat mereka membaca. Kondisi ini terjadi karena proses pengolahan informasi visual pada otak berlangsung dengan cara berbeda.
Huruf terasa bergerak, bergoyang, atau berubah ukuran. Keadaan seperti itu membuat membaca terasa jauh lebih melelahkan. Orang yang mengalami hal tersebut sering membutuhkan tenaga ekstra agar mampu mempertahankan fokus pada teks.
disleksia bukan masalah kecerdasan. Banyak individu dengan kondisi ini justru unggul pada bidang strategi, kreativitas, desain, dan pemecahan masalah. Namun, proses membaca terasa menjadi hambatan utama.
Mereka mengetahui huruf yang muncul pada halaman, tetapi bentuk huruf terasa kurang stabil. Terkadang satu huruf tampak terbalik atau berputar. Keadaan ini menyebabkan keinginan untuk membaca turun. Bila berlangsung terus, rasa percaya diri pun ikut turun.
Apa Itu disleksia dan Cara Otak Mengolah Informasi
disleksia merupakan kondisi neurologis yang memengaruhi proses pengolahan bahasa. Pada tahap membaca, otak menangani dua hal sekaligus: bentuk huruf serta bunyinya. Pembaca yang tidak mengalami disleksia mampu menghubungkan kedua hal tersebut dengan cepat.
Namun, pembaca dengan disleksia membutuhkan waktu lebih panjang untuk menghubungkan bentuk huruf dengan suara. Otak mereka bekerja dengan ritme yang berbeda. Perbedaan ritme itu menyebabkan teks terasa kurang stabil.
Peneliti menunjukkan bahwa jalur saraf pada area bahasa tidak bekerja secara otomatis. Karena itu, mereka sering mengalami kebingungan visual saat melihat huruf tertentu seperti b, d, p, dan q. Huruf itu tampak terbalik atau tertukar. Pada beberapa kondisi, pembaca merasa seperti sedang melihat huruf yang bergerak. Fenomena tersebut muncul terutama ketika mata sudah lelah atau konsentrasi sudah menurun.
Fenomena Visual saat Membaca
Fenomena visual saat membaca dapat berupa beberapa bentuk. Ada yang melihat huruf berubah ukuran, ada yang melihat huruf seperti melompat dari satu sisi ke sisi lain, dan ada pula yang merasakan huruf berputar dalam baris.
Pada beberapa kasus, individu merasakan sensasi Melihat huruf menari di halaman bacaannya. Fenomena ini tidak berkaitan dengan kemampuan melihat. Mata mampu menangkap huruf dengan baik, tetapi otak memprosesnya dengan cara yang berbeda.
Pada situasi seperti itu, pembaca sering kehilangan fokus dengan cepat. Mereka harus berhenti membaca, mengatur ulang posisi tubuh, atau mengarahkan pandangan ke objek lain agar otak mampu menenangkan persepsi visualnya.
Kegiatan yang tampak sederhana bagi pembaca tanpa disleksia menjadi tantangan besar bagi mereka. Proses membaca memerlukan tenaga mental yang tinggi.
Dampak Emosional dan Lingkungan Sosial
Kesulitan membaca sering membawa dampak emosional. Individu yang mengalami disleksia merasa frustrasi ketika mereka tidak mampu mengikuti ritme belajar di sekolah. Mereka sudah berusaha keras, tetapi huruf masih tampak bergerak atau bergeser. Keadaan itu membuat mereka merasa berbeda, bahkan merasa kurang mampu dibandingkan teman lain.
Lingkungan memegang peranan penting. Bila keluarga atau pendidik memberikan dukungan, individu dengan disleksia merasa aman untuk belajar. Namun, bila lingkungan memberikan komentar negatif, mereka mulai menghindari kegiatan membaca. Mereka takut dianggap lambat atau tidak mampu. Padahal, kemampuan mereka pada bidang lain sering mengagumkan.
Strategi untuk Membantu Proses Membaca
Pendekatan Multisensori
Pendekatan multisensori membantu otak mengenali huruf dengan lebih baik. Anak dapat menggunakan jari untuk menelusuri huruf pada permukaan kasar atau membentuk huruf dengan benda. Dengan cara ini, otak menangani bentuk huruf melalui sentuhan, bukan hanya melalui penglihatan. Hal itu membantu otak menangkap bentuk huruf dengan lebih kuat.
Menjaga Kenyamanan saat Membaca
Ketika pembaca mulai merasa seperti Melihat huruf menari untuk waktu yang lama, mereka dapat melakukan jeda singkat. Istirahat membantu otak memulihkan fokus. Pencahayaan yang baik juga sangat diperlukan. Cahaya terlalu redup atau terlalu terang mampu memperburuk fenomena visual.
Menghargai Proses serta Kekuatan Unik
disleksia hadir dengan kekuatan unik. Individu dengan kondisi ini memiliki kemampuan berpikir visual yang sangat baik serta mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Dengan mengapresiasi kemampuan tersebut, mereka mampu membangun rasa percaya diri. Lingkungan yang memahami dapat membantu mereka berkembang dan menemukan cara belajar yang sesuai.
Penutup
Fenomena seperti Melihat huruf menari memang tidak mudah untuk dijelaskan. Namun, kondisi ini nyata terjadi pada individu dengan disleksia. Ketika mereka memperoleh dukungan serta pemahaman dari lingkungan, proses belajar terasa lebih ringan. Dukungan dan kepercayaan mampu memberikan keberanian. Walaupun terkadang muncul kembali sensasi Melihat huruf menari pada akhir proses membaca, mereka tetap mampu menemukan cara belajar terbaik dan mencapai keberhasilan.
Referensi:
American Dyslexia Association
International Dyslexia Association
British Dyslexia Association
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
Sumber: