Tragedi Banjir Terburuk Sri Lanka dalam Dua Dekade: 159 Orang Meninggal, Ratusan Hilang

Tragedi Banjir Terburuk Sri Lanka dalam Dua Dekade: 159 Orang Meninggal, Ratusan Hilang

Banjir, Image: Hans / Pixabay--

sulut.disway.id - Sri Lanka kini menghadapi salah satu bencana paling mematikan dalam dua dekade terakhir setelah banjir besar dan tanah longsor menewaskan 159 orang. Lebih dari 200 warga masih belum ditemukan, dan pemerintah memperingatkan bahwa jumlah korban kemungkinan bertambah karena sejumlah wilayah masih terisolasi sepenuhnya.

Curah hujan ekstrem dipicu oleh Cyclone Ditwah, yang membawa angin kencang dan hujan deras ketika melintas di pesisir timur pulau. Hujan itu memicu banjir bandang sekaligus banyak titik longsor, terutama di wilayah perbukitan. Sri Lanka memang sedang berada pada puncak musim monsun, tetapi intensitas kerusakan tahun ini dianggap tidak biasa oleh para pejabat dan pakar.

Lebih dari 20.000 rumah rusak berat atau hancur, memaksa lebih dari 108.000 penduduk meninggalkan rumah mereka. Pemerintah membuka ratusan pusat penampungan sementara, namun melaporkan bahwa banyak fasilitas masih kekurangan makanan, obat-obatan, air bersih, dan perlengkapan sanitasi.

Wilayah Kandy dan Badulla menjadi lokasi dengan korban terbanyak. Banyak desa tidak dapat dijangkau tim SAR karena jalan menuju kawasan tersebut tertutup tanah longsor dan reruntuhan pepohonan. Sejumlah warga mengaku hidup terputus dari dunia luar selama berhari-hari tanpa bantuan.

Salah satu saksi, Saman Kumara dari Badulla, menyampaikan bahwa desanya kehilangan dua warga dan banyak lainnya menumpang bertahan hidup di satu rumah yang masih berdiri serta sebuah kuil. Ia menyebut persediaan air bersih dan makanan semakin menipis, sementara kondisi kesehatan warga rentan memburuk.

Tragedi juga melanda sebuah panti jompo di Kurunegala, di mana 11 lansia tewas setelah fasilitas itu terendam secara tiba-tiba. Pada insiden berbeda di Anuradhapura, sebanyak 69 penumpang bus berhasil diselamatkan setelah terjebak dalam banjir setinggi atap kendaraan. Seorang penumpang, WM Shantha, mengatakan bahwa mereka harus memanjat bangunan terdekat sambil menunggu penyelamatan. Namun, bagian atap bangunan itu runtuh sebagian dan menyeret tiga perempuan ke air deras sebelum akhirnya berhasil diselamatkan.

Pemerintah Sri Lanka secara resmi menetapkan status darurat nasional dan mengeluarkan perintah evakuasi lanjutan, terutama di daerah dekat Sungai Kelani yang ketinggian airnya terus meningkat. Pemerintah juga meminta bantuan internasional dan mengimbau warga Sri Lanka di luar negeri untuk memberikan donasi guna mendukung operasi kemanusiaan.

Banjir besar ini terjadi bersamaan dengan bencana di beberapa negara Asia lainnya seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand, di mana jutaan penduduk terdampak kondisi cuaca ekstrem. Situasi ini semakin memperkuat kekhawatiran bahwa pola iklim global terus berubah dan memicu bencana alam yang lebih sulit diprediksi.

Dengan operasi penyelamatan yang masih berlangsung dan ribuan keluarga kehilangan rumah, fokus pemerintah kini adalah memastikan keselamatan warga, memulihkan akses darat yang terputus, serta mempersiapkan langkah pemulihan jangka panjang.

Keywords: banjir Sri Lanka, Cyclone Ditwah, Sri Lanka darurat, korban banjir, monsun Asia Selatan, Badulla terisolasi, evakuasi Sri Lanka, operasi penyelamatan Sri Lanka, cuaca ekstrem Asia, bencana hidrometeorologi

 

Referensi: BBC News, AFP, News Center,

Sumber: