Masa Depan Xabi Alonso di Ujung Tanduk?
Xabi Alonso, Image: @xabialonso / Instagram--
sulut.disway.id - Keberadaan Xabi Alonso sebagai pelatih Real Madrid tengah berada di ujung tanduk. Setelah rentetan hasil mengecewakan, termasuk kekalahan 2-0 dari Celta Vigo, peluang Alonso untuk bertahan lama di Bernabeu semakin tipis. Fans kehilangan kesabaran, manajemen melakukan evaluasi mendesak, dan tekanan media semakin memanaskan situasi.
Evaluasi Manajemen dan Reaksi Fans
Kekalahan terbaru memicu reaksi keras dari suporter. Madrid bahkan disoraki saat meninggalkan lapangan, menunjukkan frustrasi yang meluas. Manajemen klub langsung mengadakan rapat darurat untuk menilai performa Alonso, sementara tim hanya berhasil memenangkan satu dari lima pertandingan terakhir La Liga. Tren negatif ini menempatkan Alonso dalam posisi yang sangat rentan, apalagi dengan Madrid tertinggal empat poin dari Barcelona.
Presiden Florentino Perez dikenal selektif dalam mendukung perubahan taktis. Walau sempat menunjuk pelatih seperti Benitez, Lopetegui, dan Alonso untuk modernisasi tim, begitu pelatih mengalami kendala atau pemain tidak sepenuhnya mendukung filosofi, Perez cenderung bertindak cepat. Sejarah Madrid menunjukkan bahwa pelatih yang lebih fleksibel dan kurang intervensi, seperti Carlo Ancelotti atau Zinedine Zidane, kerap lebih berhasil.
Kesulitan Menyatukan Tim
Alonso datang dengan visi “rock and roll” untuk tim yang agresif dalam pressing, intens menyerang, dan memiliki identitas jelas. Sayangnya, implementasi ide tersebut di lapangan tidak berjalan mulus. Alonso mengakui setelah kalah dari Celta bahwa rencana pressing dan tempo tinggi yang disiapkan tidak dijalankan pemain.
Masalah terbesar adalah kesulitan menyatukan seluruh pemain dalam satu visi. Ancelotti sebelumnya memperingatkan bahwa ruang ganti Madrid memiliki banyak kepentingan yang berbeda. Mbappe fokus pada rekor pribadi, Vinicius mempertahankan pengaruh di tim, dan Federico Valverde belum matang untuk mengambil peran kepemimpinan. Kondisi ini menyulitkan Alonso mengarahkan tim sesuai ide awalnya.
Permasalahan Pemain dan Formasi
Alonso berharap pemain seperti Jude Bellingham bisa mempermudah transisi filosofi tim, tetapi posisi ideal Jude sebagai second forward membuatnya kurang nyaman di lini tengah. Ketiadaan gelandang seperti Martin Zubimendi juga memperburuk masalah, karena Alonso harus bekerja dengan pemain yang lebih nyaman dalam transisi cepat daripada permainan posisional yang diinginkan.
Cedera di lini pertahanan semakin mempersulit Alonso, dengan 20 formasi berbeda digunakan dalam 21 laga. Eder Militao menjadi korban cedera terbaru, diperkirakan absen tiga hingga empat bulan. Kondisi ini menimbulkan ketidakstabilan dan mengurangi konsistensi tim.
Konflik Internal dan Media
Ketegangan internal juga terlihat dari reaksi Vinicius saat diganti di El Clasico. Kurangnya perlindungan dari klub memperburuk posisi Alonso. Media kini menyoroti ketidakpastian masa depan pelatih, yang biasanya mencerminkan pandangan manajemen dan ruang ganti. Alonso sempat membuat keputusan untuk menyenangkan pemain agar filosofi tim tetap diterima, namun hasilnya tetap belum konsisten.
Kekalahan dari Celta menandai akhir dari masa awal penuh harapan Alonso dengan fans. Meski beberapa pemain dinilai kurang bekerja keras, tim menunjukkan tanda-tanda tidak percaya terhadap arah permainan yang ditetapkan pelatih. Media mulai menampilkan Alonso sebagai pelatih yang kewalahan menghadapi situasi, meskipun ia masih optimis bisa menemukan solusi.
Pertandingan Penentu dan Kandidat Pengganti
Laga Liga Champions melawan Manchester City menjadi titik krusial bagi Alonso. Kekalahan di pertandingan ini bisa menjadi pemicu pemecatan. Nama-nama seperti Zidane atau Alvaro Arbeloa muncul sebagai kandidat pengganti. Di Real Madrid, nasib seorang pelatih bisa berubah drastis dari krisis menjadi sukses dan kembali ke masalah hanya dalam satu atau dua laga, menjadikan setiap pertandingan sangat menentukan.
Xabi Alonso datang dengan ambisi untuk merevolusi gaya bermain Madrid. Namun tekanan ruang ganti, cedera, performa pemain yang tidak konsisten, dan ekspektasi tinggi dari fans serta manajemen membuat masa depannya di Bernabeu sangat tidak pasti. Setiap pertandingan kini menjadi ujian yang menentukan apakah Alonso bisa mempertahankan posisinya atau harus segera diganti.
Referensi:
-
Balague, G. (2025). Xabi Alonso: Why chances of survival at Real Madrid are slim. BBC Sport.
-
Marca. (2025). Real Madrid crisis and managerial challenges.
Sumber: