Zelensky Ajukan Proposal Baru ke AS, Tegaskan Tidak akan Serahkan Wilayah Ukraina

Zelensky Ajukan Proposal Baru ke AS, Tegaskan Tidak akan Serahkan Wilayah Ukraina

Perdamaian Ukraina-Rusia, Image: NoName13 / Pixabay--

finnews.id - Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap mengajukan proposal perdamaian baru ke Amerika Serikat, namun menolak keras untuk menyerahkan wilayahnya kepada Rusia. Langkah ini menunjukkan strategi diplomasi aktif Kyiv dalam menjaga kedaulatan negara sekaligus merespons tekanan internasional terkait negosiasi perdamaian.

Posisi Tegas Zelensky dalam Negosiasi

Zelensky kembali menolak konsesi wilayah seperti Donbas dan PLTN Zaporizhzhia, menegaskan bahwa ia tidak memiliki hak hukum atau moral untuk menyerahkan tanah Ukraina. Presiden Ukraina menekankan bahwa setiap perubahan batas wilayah harus melalui referendum rakyat, menegaskan prinsip demokrasi dan kedaulatan negara.

Ia juga menekankan bahwa Rusia menuntut konsesi yang tidak bisa diterima, dan Kyiv akan tetap menahan diri agar tidak mengorbankan keamanan maupun hak rakyatnya. Pendekatan ini menjadi inti strategi Ukraina dalam negosiasi dengan AS dan sekutu Eropa.

Perubahan Rencana Perdamaian AS-Ukraina

Rencana awal perdamaian yang terdiri dari 28 poin ditolak karena dianggap terlalu menguntungkan Rusia. Versi terbaru telah dipangkas menjadi 20 poin, namun tetap mempertahankan posisi Ukraina tanpa kompromi mengenai isu wilayah.

Beberapa isu yang paling sensitif termasuk penguasaan wilayah Donbas dan pembagian energi dari PLTN Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Draft awal pernah menyarankan penguasaan penuh Donbas oleh Rusia dan pembagian energi PLTN dengan Rusia, namun hal ini tidak diterima oleh Kyiv.

Solidaritas Eropa dalam Mendukung Ukraina

Pertemuan darurat di Downing Street menghadirkan Zelensky, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz. Pertemuan ini menunjukkan dukungan kuat Eropa terhadap posisi tegas Ukraina dalam menolak konsesi wilayah.

Para pemimpin Eropa menekankan pentingnya perdamaian yang adil dan berkelanjutan, lengkap dengan jaminan keamanan yang kuat. Diskusi juga mencakup kemungkinan dukungan militer internasional, meski beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Italia masih skeptis terhadap pengiriman pasukan ke Ukraina.

Serangan Rusia di Lapangan Masih Terjadi

Sementara negosiasi berlangsung, Rusia melancarkan serangan malam di kota Sumy, menghancurkan infrastruktur energi dan menyebabkan pemadaman listrik. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, tetapi insiden ini memperkuat alasan Zelensky untuk menolak konsesi wilayah.

Serangan drone Rusia yang berkelanjutan menunjukkan bahwa tekanan di lapangan tetap nyata, dan keputusan Ukraina untuk tidak menyerahkan wilayah menjadi langkah penting menjaga keamanan dan integritas negara.

Rencana Diplomasi dan Tur Eropa Zelensky

Zelensky dijadwalkan menerima laporan dari kepala staf Rustem Umerov mengenai pertemuan privat antara AS dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Berdasarkan laporan awal, Ukraina akan mengirim proposal baru ke AS secepatnya.

Selain itu, Zelensky melakukan kunjungan ke Brussels untuk bertemu pimpinan NATO dan Uni Eropa, serta dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Tur diplomatik ini memperkuat posisi Ukraina dan memastikan dukungan internasional tetap solid dalam menghadapi tekanan negosiasi.

Kesimpulan

Ukraina menegaskan komitmen untuk mencapai perdamaian tanpa harus menyerahkan wilayahnya. Proposal baru ke AS menjadi simbol diplomasi aktif, menekankan prinsip hukum dan moral, serta menuntut dukungan internasional yang kuat. Dalam konteks konflik yang terus berlangsung, strategi ini menunjukkan bahwa kedaulatan Ukraina tetap menjadi prioritas utama dalam negosiasi perdamaian.

Referensi:

  • AFP News Agency

  • Interfax-Ukraine

  • BBC News

  • EPA

Sumber: