Sekolah Rakyat Prabowo: Pendidikan Gratis, Mewah dan Merata

Sekolah Rakyat Prabowo: Pendidikan Gratis, Mewah dan Merata

Sekolah Rakyat, Image: DALLĀ·E 3--

Meskipun beberapa siswa sempat mengundurkan diri karena belum terbiasa, Ratu menyebut mereka yang menggantikan justru lebih cepat beradaptasi.

"Yang menggantikan justru bisa lebih cepat beradaptasi dan betah tinggal di sini," papar Ratu, menekankan tingginya antusiasme masyarakat.

Salah satu keunikan Sekolah Rakyat terletak pada sistem seleksinya. Alih-alih menggunakan nilai akademik, program ini menyasar siswa dari keluarga termiskin menurut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Jadi, tidak ada seleksi berdasarkan nilai akademik," tegas Ratu Mulyanengsih.

Kurikulum Sekolah Rakyat merupakan gabungan berbagai pendekatan, seperti pembelajaran empatik, praktik langsung, dan penguatan karakter. Materi kekinian seperti coding dan keamanan siber turut diajarkan.

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh menyatakan bahwa kurikulum telah dirancang ulang agar relevan dengan kebutuhan siswa.

Para guru dan wali asuh dipilih secara ketat oleh Kemensos dan Kemendikbud. Mereka tak hanya memiliki kompetensi akademik, tapi juga empati tinggi. Salah satunya, Nizham Faiz Ghazali, yang menekankan sistem pengajaran among.

Selama proses belajar, bakat siswa mulai terlihat, terutama dalam seni dan olahraga. Ratu mengakui bahwa potensi ini mulai tampak sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

"Sudah mulai terlihat, terutama di bidang seni dan olahraga. Saat MPLS, siswa menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menari, teater, dan musik," terangnya.

Program ini merupakan lompatan besar dalam pendidikan Indonesia. Lebih dari sekadar menyediakan pendidikan, ia membentuk karakter dan memberikan harapan baru bagi anak-anak kurang mampu.

Pengamat pendidikan Jejen Musfah dari UIN Syarief Hidayatullah menyebut Sekolah Rakyat sebagai terobosan yang membalikkan logika pendidikan konvensional.

"Program ini menjadi momentum bagi para siswa yang sangat jauh dari kata privilege," kata Jejen.

Darmaningtyas pun menyambut baik program ini karena menjawab kesenjangan pendidikan yang selama ini mengakar.

Dari sudut pandang ekonomi, Nailul Huda dari Celios menyebut program ini mampu memperkuat SDM dan mengatasi kemiskinan struktural.

Dukungan serupa datang dari Kemnaker, melalui Kepala Biro Humas Sunardi Manampiar Sinaga.

Sumber: