Kenapa BAB Keluar Darah? Ini Penjelasan Medisnya

Kenapa BAB Keluar Darah, Image: DALLĀ·E 3--
sulut.disway.id - Melihat darah saat buang air besar bisa membuat siapa pun merasa cemas. Warna merah yang muncul di feses sering menimbulkan pertanyaan, “Kenapa BAB keluar darah?” Apakah itu tanda penyakit serius atau hanya gangguan ringan?
Situasi ini tidak boleh dianggap sepele. Meskipun sebagian kasus tergolong ringan, ada juga yang memerlukan penanganan medis segera. Artikel ini akan mengulas secara lengkap penyebab medis BAB berdarah, cara membedakan gejalanya, hingga langkah penanganan yang bisa diambil.
Warna Darah Bisa Mengungkap Penyebabnya
Sebelum memahami penyebab pasti, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah warna darah yang keluar. Warna darah bisa memberi petunjuk lokasi sumber perdarahan di saluran pencernaan.
Darah Merah Terang
Jika darah berwarna merah terang dan terlihat menetes di kloset atau di tisu, kemungkinan besar berasal dari bagian bawah saluran cerna, seperti anus atau rektum. Biasanya terkait dengan:
-
Wasir (hemoroid)
-
Fisura ani
-
Proktitis
Darah Merah Gelap atau Hitam Pekat
Sebaliknya, darah yang berwarna merah tua atau hitam menyerupai kopi bisa berasal dari saluran cerna bagian atas, seperti lambung atau usus halus. Ini sering menandakan:
-
Tukak lambung
-
Varises esofagus
-
Gastritis parah
Maka, memperhatikan warna darah adalah langkah awal yang sangat penting.
Penyebab Umum Kenapa BAB keluar darah
Ada beragam kondisi medis yang bisa menyebabkan feses berdarah. Berikut beberapa penyebab yang paling sering terjadi, disusun berdasarkan tingkat keparahan dan frekuensinya di masyarakat.
1. Wasir (Hemoroid)
Wasir adalah pelebaran pembuluh darah di area anus atau rektum bawah. Ini adalah penyebab paling umum darah merah terang saat BAB. Gejala khasnya:
-
Rasa nyeri atau gatal di anus
-
Darah menetes saat atau setelah BAB
-
Benjolan lunak di sekitar anus
Kondisi ini bisa memburuk karena mengejan berlebihan, duduk terlalu lama, atau sembelit kronis.
2. Fisura Ani
Fisura ani adalah robekan kecil di kulit sekitar anus. Penyebabnya bisa karena feses yang terlalu keras atau besar. Gejala umumnya meliputi:
-
Nyeri tajam saat BAB
-
Darah merah terang menetes
-
Rasa perih setelah BAB
Berbeda dengan Wasir, fisura ani biasanya menyebabkan nyeri luar biasa saat buang air besar.
3. Infeksi Usus
Infeksi bakteri seperti Shigella, Salmonella, atau E. coli bisa menyebabkan diare berdarah. Ini sering disertai demam, mual, dan kram perut. Gejalanya bisa berlangsung akut dan membutuhkan diagnosis laboratorium.
4. Polip atau Kanker Kolorektal
Polip adalah pertumbuhan jinak di dinding usus besar yang bisa berdarah. Beberapa polip bisa berubah menjadi kanker jika tidak segera ditangani. Gejala awal kanker kolorektal antara lain:
-
Darah tersembunyi di feses
-
Perubahan pola BAB
-
Berat badan turun drastis tanpa sebab
Inilah alasan pentingnya pemeriksaan rutin, terutama bagi yang berusia di atas 45 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus.
5. Penyakit Radang Usus
Penyakit seperti kolitis ulseratif dan Crohn’s disease bisa menyebabkan perdarahan di usus besar. Gejala lain yang menyertai meliputi:
-
Diare kronis
-
Sakit perut berulang
-
Kelelahan
Kondisi ini membutuhkan penanganan jangka panjang dari dokter spesialis.
6. Divertikulitis
Divertikula adalah kantong kecil yang terbentuk di dinding usus besar. Ketika kantong ini meradang atau infeksi, bisa timbul darah saat buang air besar. Gejalanya meliputi:
-
Nyeri perut bagian kiri bawah
-
Demam ringan
-
Feses bercampur darah
Divertikulitis lebih sering terjadi pada orang tua.
7. Efek Obat-obatan
Penggunaan obat tertentu seperti aspirin, NSAID, atau obat pengencer darah juga bisa meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna. Jika darah muncul setelah konsumsi obat-obatan ini, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.
Cara Membedakan BAB berdarah Biasa dan Serius
Tidak semua BAB berdarah berarti darurat medis. Namun, ada beberapa tanda yang mengharuskan Anda segera mencari pertolongan profesional:
-
Darah keluar dalam jumlah banyak
-
Disertai pusing atau pingsan
-
Feses hitam seperti aspal
-
Disertai demam dan nyeri hebat
Sebaliknya, bila darah hanya sedikit dan Anda merasa sehat, kemungkinan besar penyebabnya ringan. Meski begitu, pemeriksaan tetap disarankan untuk memastikan.
Pemeriksaan yang Dilakukan Dokter
Jika Anda mengalami BAB berdarah dan memutuskan untuk memeriksakan diri, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa area anus dan rektum untuk mengecek adanya Wasir, fisura, atau benjolan lain.
2. Tes Darah dan Feses
Tes darah membantu melihat tanda-tanda anemia, infeksi, atau gangguan pembekuan. Tes feses digunakan untuk mendeteksi darah tersembunyi yang tidak terlihat secara kasat mata.
3. Endoskopi atau Kolonoskopi
Jika perdarahan tidak jelas asalnya, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut seperti kolonoskopi. Alat ini memungkinkan visualisasi langsung bagian dalam usus besar untuk menemukan sumber perdarahan.
4. CT Scan atau Rontgen
Dalam kasus tertentu, CT scan perut bisa membantu menemukan penyebab yang tidak terdeteksi melalui kolonoskopi.
Penanganan dan Pengobatan
Cara mengatasi BAB berdarah sangat tergantung dari penyebabnya. Beberapa pendekatan yang umum digunakan adalah:
1. Perubahan Pola Hidup
Untuk kasus ringan seperti Wasir atau fisura ani, perubahan gaya hidup bisa sangat membantu, seperti:
-
Menambah asupan serat dari sayur dan buah
-
Minum air putih yang cukup
-
Menghindari mengejan saat BAB
2. Obat-obatan
Dokter bisa meresepkan salep Wasir, antibiotik untuk infeksi, atau obat antiinflamasi untuk radang usus.
3. Prosedur Medis
Jika sumber perdarahan cukup serius, prosedur seperti ligasi Wasir, kauterisasi, atau operasi bisa dilakukan.
4. Terapi Lanjutan
Untuk kanker atau penyakit radang usus, penanganan jangka panjang seperti kemoterapi, radioterapi, atau terapi imunologi mungkin diperlukan.
Cara Mencegah BAB Keluar Darah
Meski tidak semua kasus bisa dicegah, Anda tetap bisa mengurangi risikonya dengan langkah-langkah berikut:
-
Konsumsi makanan tinggi serat setiap hari
-
Hindari duduk terlalu lama di toilet
-
Jangan menahan buang air besar
-
Perbanyak minum air putih
-
Rutin periksa kesehatan, terutama jika ada riwayat keluarga dengan gangguan pencernaan
Kebiasaan sehat bisa menjadi kunci untuk menjaga saluran cerna tetap optimal dan bebas masalah.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala berikut:
-
BAB berdarah lebih dari satu kali
-
Rasa nyeri tak kunjung hilang di perut atau anus
-
Perubahan kebiasaan BAB tanpa sebab jelas
-
Penurunan berat badan tanpa usaha
-
Riwayat keluarga dengan kanker usus besar
Lebih baik mencegah daripada terlambat menangani. Jangan menunggu sampai gejala memburuk.
Kesimpulan
Mengetahui penyebab Kenapa BAB keluar darah sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya. Dari Wasir hingga penyakit serius seperti kanker, semuanya bisa menimbulkan gejala yang serupa. Oleh karena itu, perhatikan warna darah, jumlahnya, dan gejala lain yang menyertai.
Jika Anda ragu atau khawatir, segera temui dokter untuk pemeriksaan menyeluruh. Deteksi dini bisa menjadi penyelamat. Jangan anggap remeh darah yang muncul saat buang air besar, karena itu bisa jadi sinyal tubuh sedang memberi peringatan.
Sumber: