Perayaan 194 Tahun Injil di Minahasa Jadi Momen Refleksi Spiritual dan Sosial

Victor Mailangkay, Image: @pemprovsulut / Instagram--
sulut.disway.id - GMIM resmi merayakan 194 tahun pekabaran Injil di Minahasa dengan penuh khidmat dalam sebuah ibadah syukur di Lapangan Kantor Bupati Minahasa Utara. Perayaan bersejarah ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Victor Mailangkay, yang hadir mewakili Gubernur Yulius Selvanus.
Dalam sambutannya, Victor menekankan bahwa momen ini bukan hanya tentang merayakan masa lalu, tetapi juga tentang menegaskan kembali peran Injil dan pendidikan Kristen dalam membentuk fondasi spiritual dan sosial masyarakat Minahasa.
Victor Mailangkay: pendidikan Kristen Pilar Pembangunan Karakter
Victor menyampaikan rasa syukurnya kepada seluruh warga GMIM atas komitmen yang terus dijaga selama hampir dua abad. Ia menyatakan bahwa pendidikan Kristen telah menjadi pilar penting dalam membentuk karakter generasi muda, sekaligus melahirkan pemimpin-pemimpin berintegritas.
Dalam pandangannya, pendidikan Kristen GMIM tidak hanya menghasilkan individu cerdas, tetapi juga yang memiliki nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat. Menurut Victor, gereja berperan vital dalam membentuk bangsa yang bermartabat.
Sinergi Pemerintah dan Gereja Wujudkan Masyarakat Sejahtera
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Victor adalah pentingnya sinergi antara pemerintah dan gereja. Ia menekankan bahwa keduanya harus saling mendukung dalam membangun masyarakat yang sejahtera.
Dengan kekuatan spiritual dari gereja dan kebijakan publik dari pemerintah, keduanya diyakini mampu menciptakan ekosistem sosial yang sehat, inklusif, dan berdaya saing. “Sinergi Pemerintah dan Gereja untuk Masyarakat Sejahtera,” begitu bunyi pernyataan yang menjadi tajuk utama dari acara ini.
Momentum Transformasi GMIM Jadi Gereja yang Relevan
Ibadah syukur dipimpin oleh Pelaksana Tugas Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM, Pdt. Yanny Rende, S.Th, dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk anggota DPD RI serta mitra sinode dari luar negeri. Kehadiran lintas elemen ini menegaskan bahwa GMIM tidak berdiri sendiri, melainkan terus membuka diri terhadap kolaborasi.
Perayaan ini menjadi momentum penting bagi GMIM untuk terus bertransformasi menjadi gereja yang relevan, kontekstual, dan hadir dalam setiap aspek kehidupan umat.
Kesimpulan: Gereja yang Kuat, Masyarakat yang Tangguh
Melalui peringatan ulang tahun GMIM ke-194 ini, terlihat jelas bagaimana kekuatan spiritual mampu menyatu dengan kebijakan pemerintah demi menciptakan masa depan yang lebih baik.
Kolaborasi yang terus diperkuat antara sinode gereja dan pemerintah daerah menjadi model sinergi yang dapat diteladani oleh wilayah lain di Indonesia.
GMIM tidak hanya merayakan sejarah, tapi juga sedang membentuk arah baru untuk gereja masa depan yang aktif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Sumber: