Piala Dunia 2030: Kontroversi Usulan Ekspansi Format 64 Tim

Piala Dunia 2030: Kontroversi Usulan Ekspansi Format 64 Tim

Piala Dunia 2030, Image: JoshuaWoroniecki / Pixabay--

Mayoritas CONMEBOL Tidak Setuju dengan Ekspansi

Dari sepuluh negara anggota, tujuh menyatakan sikap menolak usulan tersebut. Mereka menilai ide ekspansi tidak merepresentasikan kepentingan kawasan secara menyeluruh dan lebih condong menguntungkan pihak tertentu. Walaupun tiga negara pengusul sudah mendapatkan satu laga seremoni dari FIFA, mereka tetap ingin fase grup dimainkan di Amerika Selatan sebelum turnamen berpindah ke Eropa dan Afrika Utara. Banyak pihak kemudian melihat langkah itu bukan upaya pengembangan sepak bola, melainkan gerakan politis dengan agenda terselubung.

Suasana semakin panas karena federasi lain merasa tidak pernah diajak berdiskusi sejak rencana tersebut muncul. Pertemuan tertutup yang berlangsung di Trump Tower menjadi pemicu tambahan karena dianggap tidak transparan dan mencederai prinsip kolektif dalam federasi.

Ancaman terhadap Nilai Ekonomi Kualifikasi

Penolakan juga didorong oleh kekhawatiran hilangnya nilai komersial dari proses kualifikasi yang selama ini menjadi sumber pendapatan besar bagi federasi di Amerika Selatan. Format round-robin yang mempertemukan seluruh tim sudah menjadi tontonan bernilai tinggi di kontrak siaran televisi dan sponsor. Jika kuota otomatis meningkat menjadi delapan atau sembilan negara, kualifikasi dianggap kehilangan tensi kompetitif.

Beberapa federasi juga menilai kemudahan lolos ke turnamen utama dapat berdampak negatif terhadap mentalitas bersaing generasi pemain berikutnya.

Penolakan dari Benua Lain Juga Menguat

Gelombang keberatan tidak hanya muncul di Amerika Selatan. Presiden UEFA menilai ekspansi menjadi 64 tim berpotensi menurunkan kualitas turnamen secara keseluruhan. Di sisi lain, Presiden CONCACAF juga menyampaikan argumen serupa bahwa wacana ini tidak sejalan dengan kebutuhan sepak bola global saat ini. Bahkan di dalam FIFA sendiri belum ada kesepakatan bulat, dan hingga kini rencana tersebut belum masuk agenda resmi dalam rapat terakhir di Zurich.

Spekulasi Masa Depan Format Turnamen

Karena itu, Piala Dunia 2030 bukan hanya menjadi panggung sepak bola, tetapi medan tarik ulur visi dan kepentingan global. Pendukung ekspansi berargumen format baru membuka kesempatan bagi lebih banyak negara berkembang tampil di panggung tertinggi. Namun kelompok penolak menilai perubahan ini mengorbankan kualitas pertandingan, memperberat jadwal pemain, serta meningkatkan tantangan logistik secara ekstrem.

Pada akhirnya, masa depan format kompetisi masih menggantung. Dunia sepak bola menunggu keputusan final dengan harapan bahwa arah kebijakan tetap berpihak pada kualitas permainan terbaik, bukan sekadar mengejar ukuran terbesar.

Referensi
The Guardian
BBC Sport
ESPN Global Football
Sky Sports International
Associated Press International Sports

 
 

Sumber: