Mengenal Apa Itu Zakat Penghasilan dan Fungsinya dalam Kehidupan

Mengenal Apa Itu Zakat Penghasilan dan Fungsinya dalam Kehidupan

Zakat Penghasilan, Image: DALLĀ·E 3--

sulut.disway.id - Zakat penghasilan makin sering dibahas, terutama saat gaji mulai stabil tapi masih terasa berat dalam membantu sesama. Apakah zakat ini wajib? Bagaimana cara menghitungnya? Dan apa saja manfaatnya bagi umat?

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, banyak yang belum memahami makna dan fungsi zakat penghasilan secara mendalam. Padahal, instrumen ini bukan hanya kewajiban agama, tapi juga alat sosial yang sangat kuat.

Apa Itu Zakat penghasilan

Zakat penghasilan adalah zakat yang dikenakan atas penghasilan rutin seperti gaji, honor, atau pendapatan dari profesi tertentu. Istilah lainnya adalah zakat profesi. Berbeda dari zakat harta atau zakat fitrah, zakat ini lebih menyesuaikan dengan realitas ekonomi pekerja masa kini.

Dalam Islam, Zakat penghasilan termasuk bagian dari zakat mal (zakat harta) yang harus dikeluarkan jika telah memenuhi syarat nisab dan haul, meskipun banyak ulama membolehkan pengeluarannya secara bulanan.

Hukum dan Dalil Tentang Zakat penghasilan

Mayoritas ulama kontemporer sepakat bahwa Zakat penghasilan wajib dikeluarkan. Dasarnya adalah perintah umum zakat dalam Al-Qur'an dan hadis, terutama dalam Surah At-Taubah ayat 103:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka."

Meskipun tidak disebutkan eksplisit dalam ayat zakat terdahulu, konteks kehidupan ekonomi modern membuka ruang ijtihad ulama dalam menetapkan kewajiban zakat dari pendapatan gaji atau profesi.

Cara Menghitung Zakat penghasilan

Zakat penghasilan dikeluarkan sebesar 2,5% dari total pendapatan bersih dalam sebulan. Tapi ada catatan, gaji tersebut harus mencapai nisab (ambang batas minimum). Nisab ini setara dengan 85 gram emas, dan nilainya bisa berbeda-beda tergantung harga emas saat itu.

Contoh:
Jika gaji bersih kamu Rp10.000.000 per bulan dan harga emas per gram Rp1.200.000, maka nisab adalah Rp102.000.000 per tahun (atau sekitar Rp8.500.000 per bulan). Karena gaji kamu melebihi nisab, maka zakat yang wajib dikeluarkan:

2,5% x Rp10.000.000 = Rp250.000 per bulan

fungsi zakat Penghasilan dalam Masyarakat

Zakat penghasilan bukan hanya soal kewajiban individual, tetapi juga memiliki fungsi sosial dan ekonomi yang besar

1. Menyeimbangkan Distribusi Kekayaan

Dengan zakat, penghasilan tidak hanya dinikmati segelintir orang. Sebagian dialirkan ke mereka yang membutuhkan, mengurangi kesenjangan sosial.

2. Membersihkan Harta dan Jiwa

Menurut ajaran Islam, harta yang dizakati menjadi lebih berkah. Zakat juga membersihkan jiwa dari sifat kikir, serakah, dan cinta dunia yang berlebihan.

3. Membantu Ketahanan Sosial

Zakat membentuk ekosistem solidaritas. Dalam kondisi krisis atau darurat, dana zakat bisa menopang masyarakat rentan.

4. Menguatkan Ekonomi Umat

Lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS atau LAZ bisa menyalurkan dana untuk pemberdayaan ekonomi, bukan hanya konsumsi sesaat.

Kapan Harus Membayar Zakat penghasilan

Kamu bisa membayar Zakat penghasilan secara bulanan, langsung saat menerima gaji. Ini lebih praktis dan sesuai dengan prinsip tathir (penyucian harta). Namun, kamu juga bisa mengakumulasikannya dan membayar tahunan, asalkan tetap konsisten dan melebihi nisab tahunan.

Siapa yang Berhak Menerima Zakat penghasilan

Ada 8 golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, sesuai dengan Surah At-Taubah ayat 60:

  1. Fakir

  2. Miskin

  3. Amil zakat

  4. Muallaf

  5. Riqab (hamba sahaya)

  6. Gharimin (orang berutang)

  7. Fi sabilillah

  8. Ibnu sabil (musafir)

Kamu bisa menyalurkannya sendiri ke orang terdekat yang membutuhkan atau melalui lembaga resmi agar lebih tepat sasaran dan aman secara syariah.

Q&A Seputar Zakat penghasilan

Apakah Zakat penghasilan wajib bagi karyawan?
Ya, jika penghasilan mencapai nisab dan sudah tidak ada utang atau tanggungan primer yang menyulitkan.

Apakah ada perbedaan Zakat penghasilan dan zakat mal?
Zakat penghasilan adalah bagian dari zakat mal, tetapi fokusnya pada pendapatan aktif seperti gaji atau honorarium.

Bagaimana jika gaji pas-pasan?
Jika belum mencapai nisab, tidak wajib zakat. Tapi tetap dianjurkan untuk bersedekah semampunya.

Apakah harus menunggu haul (1 tahun)?
Zakat penghasilan bisa dibayar bulanan tanpa menunggu haul, karena sifat pendapatannya rutin.

Apakah zakat bisa menjadi pengurang pajak?
Ya, di Indonesia, zakat yang dibayarkan ke lembaga resmi seperti BAZNAS bisa menjadi pengurang pajak penghasilan.

Zakat penghasilan, Kecil Nominal Besar Dampaknya

Zakat penghasilan bukan sekadar angka yang dipotong dari gaji. Ia adalah bentuk kepedulian, keikhlasan, dan investasi sosial. Dalam dunia yang makin individualistik, zakat hadir sebagai pengikat sosial yang memperkuat keadilan dan keberkahan hidup.

Sudahkah kamu mengalokasikan zakat dari penghasilanmu bulan ini?

 

Kalau kamu merasa artikel ini membuka wawasan, bagikan ke teman yang belum paham tentang zakat penghasilan. Yuk, bangun kebiasaan baik bersama.

Sumber: