Obat Flu dan Batuk: Pilihan Terbaik dan Aman untuk Meredakan Gejala

Obat Flu dan Batuk, Image: DALL·E 3--
sulut.disway.id - Flu dan batuk merupakan dua keluhan paling umum yang dialami masyarakat. Karena itu, penting mengetahui pilihan obat flu dan batuk yang efektif dan aman dikonsumsi.
Keduanya bisa disebabkan oleh infeksi virus, perubahan cuaca, kelelahan, atau reaksi alergi.
Meski tergolong ringan, gejala seperti demam, hidung tersumbat, tenggorokan sakit, dan batuk yang terus-menerus bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kapan Flu dan Batuk Perlu Diobati?
Flu dan batuk biasanya sembuh sendiri dalam 5–7 hari, namun pengobatan tetap dibutuhkan untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.
Obat bisa membantu menurunkan demam, mengencerkan dahak, meredakan batuk kering, dan melegakan hidung tersumbat, sehingga aktivitas tetap bisa dijalankan.
Menurut Halodoc dan Alodokter, pemilihan obat flu dan batuk sebaiknya disesuaikan dengan gejala yang dirasakan agar lebih efektif.
Obat Flu dan Batuk yang Umum Digunakan
Berikut ini adalah beberapa jenis obat flu dan batuk yang tersedia di apotek dan umum digunakan di Indonesia:
1. Paracetamol
Berfungsi menurunkan demam dan meredakan nyeri kepala atau otot. Paracetamol cocok digunakan pada gejala flu ringan hingga sedang dan aman dikonsumsi oleh hampir semua orang dalam dosis tepat.
Referensi: Alodokter – Paracetamol Aman dan Efektif
2. Ibuprofen
Merupakan obat antiinflamasi yang juga meredakan nyeri dan demam. Ibuprofen dapat digunakan saat flu disertai peradangan atau nyeri tenggorokan berat.
Referensi: HelloSehat – Perbedaan Paracetamol dan Ibuprofen
3. Dextromethorphan
Obat ini digunakan untuk meredakan batuk kering yang mengganggu. Dextromethorphan bekerja di pusat batuk di otak, dan biasanya tersedia dalam sirup atau tablet kombinasi.
Referensi: Halodoc – Obat Batuk Kering
4. Guaifenesin
Merupakan ekspektoran yang membantu mengencerkan lendir, sehingga dahak lebih mudah dikeluarkan saat batuk berdahak.
Referensi: Alodokter – Guaifenesin untuk Batuk Berdahak
5. Antihistamin (Loratadine, Cetirizine)
Dapat meredakan pilek karena alergi dan bersin-bersin. Loratadine dan cetirizine merupakan antihistamin generasi kedua yang tidak menyebabkan kantuk berlebihan.
6. Dekongestan (Phenylephrine, Pseudoephedrine)
Digunakan untuk mengurangi hidung tersumbat. Phenylephrine dan pseudoephedrine bekerja dengan mengecilkan pembuluh darah di hidung. Gunakan sesuai dosis karena dapat menaikkan tekanan darah.
7. Semprotan Hidung (Saline dan Oxymetazoline)
Saline aman untuk digunakan kapan saja, terutama untuk anak-anak. Oxymetazoline nasal spray memberikan efek cepat melegakan hidung, namun tidak boleh digunakan lebih dari 3 hari berturut-turut.
Obat Kombinasi Flu dan Batuk
Banyak produk OTC (over the counter) yang menggabungkan beberapa bahan aktif sekaligus. Misalnya:
-
Paracetamol + Phenylephrine + Dextromethorphan
-
Ibuprofen + Guaifenesin + Loratadine
Obat ini praktis untuk mengatasi beberapa gejala sekaligus, tetapi tetap harus dibaca komposisinya agar tidak terjadi kelebihan dosis atau efek samping.
Alternatif Alami untuk Meredakan Flu dan Batuk
Selain obat-obatan, berikut beberapa cara alami yang terbukti membantu meredakan flu dan batuk:
1. Air Hangat dan Madu
Minuman hangat dengan madu atau lemon bisa membantu melegakan tenggorokan dan mengurangi batuk.
2. Inhalasi Uap
Menghirup uap panas dari air rebusan dapat membantu membuka saluran napas yang tersumbat.
3. Istirahat Cukup
Tubuh yang lelah akan kesulitan melawan infeksi. Pastikan istirahat yang cukup untuk mendukung proses penyembuhan.
4. Konsumsi Buah dan Sayur
Vitamin C dan antioksidan dalam buah segar membantu mempercepat pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Kesimpulan
Mengatasi flu dan batuk bisa dilakukan dengan obat-obatan yang tepat dan dukungan perawatan alami.
Beberapa obat flu dan batuk yang umum digunakan antara lain paracetamol, ibuprofen, dextromethorphan, guaifenesin, loratadine, cetirizine, serta nasal spray seperti saline atau oxymetazoline.
Pilih obat sesuai gejala dan hindari penggunaan berlebihan, terutama pada obat kombinasi.
Jika gejala berlangsung lebih dari 7 hari, disertai sesak napas, demam tinggi, atau nyeri dada, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Sumber: