Efek Asam Urat Naik terhadap Jantung: Harus Tau!

Efek Asam Urat Naik terhadap Jantung: Harus Tau!

Gejala Asam Urat, Image: DALLĀ·E 3--

sulut.disway.id - Banyak orang berpikir asam urat hanya memengaruhi persendian. Faktanya, kadar yang tinggi mampu memengaruhi pembuluh darah.

Saat tubuh mengalami lonjakan asam urat, kristal mulai terbentuk. Kristal ini mengganggu aliran darah dan menyebabkan peradangan.

Pada tahap ini, efek asam urat tidak hanya terasa pada lutut atau pergelangan kaki, tetapi juga menekan fungsi endotel, lapisan pembuluh darah yang bertugas mengatur aliran darah dan tekanan.

Ketika fungsi endotel terganggu, aliran darah menuju jantung menjadi kacau. Kondisi ini sering menjadi pemicu tekanan darah tinggi, salah satu faktor utama penyakit jantung.

Mengapa asam urat Bisa Mengganggu Jantung?

asam urat berlebih memicu stres oksidatif, yakni kondisi ketika tubuh memiliki terlalu banyak radikal bebas. Radikal bebas merusak sel dan jaringan tubuh, termasuk pembuluh darah.

Setelah pembuluh darah mengalami iritasi berulang, tubuh mulai merespons dengan menebalkan lapisan pembuluh untuk “melindungi” diri. Hasil akhirnya, pembuluh menjadi sempit.

Saat pembuluh menyempit, jantung harus bekerja lebih keras untuk mendorong darah. Pada titik ini, efek asam urat terasa pada sistem jantung karena terjadinya peningkatan tekanan darah. Jika berlangsung lama, jantung cepat lelah dan risiko gagal jantung meningkat.

Bagaimana Efek Ini Muncul dalam Kehidupan Sehari-hari?

Beberapa tanda awal yang sangat perlu kamu perhatikan:

  • Kepala terasa berat setiap pagi

  • Jantung berdebar tanpa alasan jelas

  • Sulit fokus dan cepat lelah

  • Kaki bengkak setelah berdiri lama

  • Nyeri dada ringan saat berjalan cepat

Banyak pasien mengabaikan tanda-tanda ini karena merasa itu hanya gejala kelelahan. Padahal, tubuh sedang memberikan sinyal bahwa organ vital mulai tertekan.

Faktor Pemicu Lonjakan asam urat

Konsumsi Makanan Tinggi Purin

Sumbernya sering kamu temui setiap hari:

  • Jeroan

  • Daging merah

  • Seafood

  • Minuman manis dengan fruktosa tinggi

Purin berubah menjadi asam urat setelah melalui proses metabolisme. Semakin sering mengonsumsi makanan itu, semakin besar kemungkinan asam urat naik dan membebani sistem kardiovaskular.

Gaya Hidup Kurang Gerak

Kurang gerak membuat metabolisme melambat. Ketika metabolisme melambat, tubuh gagal mengelola purin dengan efisien. Kondisi ini membuat kadar asam urat menumpuk dan tekanan pada pembuluh darah meningkat.

Cara Mengendalikan asam urat agar Tidak Mengganggu Jantung

Tingkatkan Konsumsi Air Putih

Air membantu membuang kelebihan asam urat lewat ginjal. Idealnya, minum minimal dua liter per hari agar proses pembuangan berjalan lancar.

Utamakan Pola Makan Rendah Purin

Pilih makanan yang membantu kerja jantung:

  • Sayuran hijau

  • Buah kaya vitamin C seperti jeruk dan kiwi

  • Gandum utuh

  • Yogurt tanpa gula

Vitamin C membantu mengurangi kadar asam urat dan menjaga pembuluh tetap elastis.

Rutin Waktu Tidur

Tidur teratur membantu tubuh mengontrol peradangan. Tidur kurang dari enam jam setiap hari justru memicu peningkatan tekanan darah dan memperburuk kondisi pembuluh darah.

Kesimpulan

Banyak orang hanya fokus pada nyeri sendi, padahal efek asam urat jauh lebih serius. Kadar asam urat yang melonjak membuat pembuluh darah mengalami stres oksidatif. Jika dibiarkan terus-menerus, pembuluh menyempit dan memaksa jantung bekerja ekstra.

Karena itu, pola makan, kualitas tidur, dan konsumsi air yang cukup sangat penting untuk menjaga stabilitas kadar asam urat dalam jangka panjang.

Pada akhirnya, kesehatan jantung bukan hanya soal olahraga, tetapi juga soal menjaga metabolisme purin tetap stabil. Ketika kamu memahami efek asam urat, kamu akan lebih tergerak untuk menjaga tubuh melalui kebiasaan yang sederhana namun konsisten.

Referensi

 

  1. Mayo Clinic – Uric Acid And Heart Disease

  2. American Heart Association – Relationship Between Gout And Cardiovascular Risk

  3. Arthritis Foundation – Hyperuricemia And Its Impact On Vascular Function

  4. Cleveland Clinic – Uric Acid And Oxidative Stress Connection

Sumber: