sulut.disway.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa menilai bahwa Gaza tidak lagi berada dalam kondisi terburuk terkait ketersediaan pangan setelah adanya peningkatan aliran bantuan kemanusiaan. Meski demikian, PBB menegaskan bahwa krisis pangan di wilayah tersebut belum berakhir dan masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan bagi jutaan warga sipil.
Penilaian ini disampaikan melalui laporan terbaru Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sistem global yang menjadi rujukan utama PBB dalam memantau krisis pangan. IPC menyatakan tidak ada lagi area di Gaza yang masuk dalam klasifikasi paling ekstrem, tetapi seluruh wilayah masih tergolong darurat.
Darurat Pangan Masih Menyeluruh
Menurut data IPC, hampir satu dari delapan penduduk Gaza masih menghadapi kekurangan makanan. Angka tersebut mencerminkan kondisi yang jauh dari stabil, terutama karena sebagian besar warga kehilangan tempat tinggal layak dan bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
IPC menjelaskan bahwa fase darurat berarti rumah tangga mengalami tingkat gizi buruk akut yang tinggi, disertai risiko kematian akibat kekurangan pangan dan penyakit. Dengan kata lain, meskipun kondisi terburuk telah dilewati secara teknis, kehidupan sehari-hari warga Gaza masih berada dalam tekanan ekstrem.
Musim Dingin Memperparah Keadaan
Situasi pangan yang rapuh semakin diperburuk oleh datangnya musim dingin. Hujan deras dan banjir melanda kawasan permukiman darurat, sementara suhu dingin menjadi ancaman serius bagi keluarga yang tinggal di tenda-tenda rusak.
Kondisi sanitasi yang buruk di kamp-kamp pengungsian meningkatkan risiko wabah penyakit. Otoritas kesehatan setempat melaporkan kematian seorang bayi akibat hipotermia, menyoroti dampak langsung krisis kemanusiaan terhadap kelompok paling rentan.
Bantuan Meningkat, Distribusi Dinilai Rapuh
PBB menyebut peningkatan bantuan kemanusiaan terjadi setelah Israel melonggarkan sebagian pembatasan masuknya bantuan menyusul gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat pada Oktober. Sejak saat itu, lebih banyak truk bantuan dari PBB dan mitranya diizinkan masuk ke Gaza.
Namun, badan kemanusiaan menilai distribusi bantuan masih tidak konsisten dan bergantung pada situasi keamanan. Pekerja kemanusiaan memperingatkan bahwa setiap gangguan terhadap gencatan senjata dapat langsung berdampak pada ketersediaan pangan bagi warga.
Ancaman Memburuk Masih Ada
IPC memperkirakan sekitar 1,6 juta orang di Gaza akan menghadapi tingkat krisis pangan dalam beberapa bulan ke depan. Laporan tersebut juga menekankan bahwa jika gencatan senjata runtuh atau akses bantuan kembali dibatasi, kondisi pangan dapat kembali memburuk dengan cepat.
PBB menilai situasi ini sangat rapuh dan membutuhkan stabilitas politik serta akses bantuan yang berkelanjutan agar tidak kembali ke kondisi yang lebih parah.
Perbedaan Pandangan Internasional
Israel terus membantah tudingan bahwa pembatasan bantuan menyebabkan kelaparan di Gaza. Pejabat Israel menyebut laporan IPC sebagai bukti bahwa tidak ada kondisi terburuk di wilayah tersebut dan menilai sejumlah laporan internasional bersifat bias.
Sebaliknya, organisasi kemanusiaan internasional tetap menyuarakan keprihatinan. Oxfam menyebut tingkat kelaparan di Gaza masih memalukan dan menuduh adanya hambatan terhadap masuknya bantuan. Organisasi itu menyatakan bantuan bernilai jutaan dolar masih tertahan di luar wilayah Gaza.
Kehidupan Warga Masih Rapuh
Di lapangan, ratusan ribu warga Gaza masih hidup dalam ketidakpastian. Banyak keluarga bertahan di tenda-tenda yang rusak, menghadapi kekurangan pangan, air bersih, dan layanan kesehatan dasar.
PBB menegaskan bahwa pencabutan status terburuk tidak berarti krisis telah selesai. Selama konflik belum benar-benar mereda dan akses bantuan belum stabil, krisis pangan dan kemanusiaan di Gaza tetap menjadi ancaman serius bagi keselamatan warga sipil.
Referensi
BBC News, “Gaza no longer in famine but hunger levels remain critical, UN says”
Integrated Food Security Phase Classification (IPC), “IPC Acute Food Insecurity Analysis Update for the Gaza Strip”
Oxfam International, “Hunger in Gaza remains appalling despite increased aid access”