Investigasi Independen Dibuka, Parlemen Korea Selatan Kaji Ulang Tragedi Jeju Air
Jeju Air, Image: Reesm / Pixabay--
sulut.disway.id - Parlemen Korea Selatan membuka penyelidikan independen terhadap kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang, menyusul meningkatnya kritik terhadap proses investigasi resmi yang dinilai lamban dan tidak transparan. Penyelidikan ini muncul hampir setahun setelah tragedi penerbangan paling mematikan di negara tersebut, di tengah kemarahan keluarga korban yang menuntut akuntabilitas penuh.
Kecelakaan terjadi pada 29 Desember 2024 di Bandara Internasional Muan, sekitar 288 kilometer di selatan Seoul. Pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air yang terbang dari Bangkok membawa 181 orang, dengan hanya dua penumpang berhasil selamat.
Detik-Detik Kecelakaan Jeju Air
Dalam fase pendaratan, awak pesawat melaporkan adanya bird strike. Pesawat kemudian melakukan pendaratan darurat dengan kondisi roda pendarat tidak berfungsi normal. Badan pesawat meluncur di landasan pacu sebelum akhirnya menghantam struktur beton di ujung landasan, memicu ledakan dan kebakaran hebat.
Keberadaan struktur beton tersebut menjadi salah satu fokus utama kontroversi. Keluarga korban dan sejumlah pakar keselamatan penerbangan mempertanyakan desain dan penempatan tanggul itu, yang dianggap berperan memperburuk dampak kecelakaan.
Komite Parlemen Mulai Bekerja
Penyelidikan parlemen dijalankan oleh komite khusus beranggotakan 18 orang dengan masa kerja awal selama 40 hari. Komite ini memiliki opsi memperpanjang masa tugas jika diperlukan, serta kewenangan luas untuk memanggil pejabat pemerintah, operator bandara, maskapai Jeju Air, dan lembaga terkait lainnya.
Pembentukan komite disahkan hampir bulat melalui pemungutan suara parlemen, setelah pemerintah sebelumnya membatalkan agenda dengar pendapat publik. Pembatalan tersebut memicu kekecewaan mendalam dari keluarga korban, yang menilai negara gagal memberikan ruang keterbukaan.
Sorotan terhadap Lembaga Investigasi Resmi
Kritik tajam diarahkan kepada Aviation and Railway Accident Investigation Board (Araib), lembaga yang memimpin penyelidikan resmi sejak kecelakaan terjadi. Araib berada langsung di bawah Kementerian Transportasi, yang juga bertanggung jawab atas keselamatan bandara dan infrastruktur penerbangan.
Keluarga korban menyebut hubungan struktural ini menciptakan konflik kepentingan serius. Mereka menilai situasi tersebut tidak sejalan dengan prinsip internasional yang menuntut independensi penuh dalam investigasi kecelakaan udara.
Kecurigaan semakin menguat setelah Araib menunda presentasi temuan sementara dan membatalkan sejumlah agenda publik. Penundaan ini memperdalam ketidakpercayaan terhadap hasil investigasi yang sedang berjalan.
Ketegangan dengan Keluarga Korban
Hubungan antara penyelidik dan keluarga korban terus memburuk sepanjang tahun. Pada pertengahan 2025, keluarga korban menghentikan sebuah konferensi pers setelah muncul klaim bahwa penyelidik menyimpulkan adanya kesalahan pilot, khususnya terkait dugaan pemadaman mesin yang masih berfungsi setelah bird strike.
Kontroversi kembali muncul ketika rencana pemeriksaan ulang puing pesawat dibatalkan. Keputusan tersebut diambil setelah penyelidik menolak permintaan keluarga untuk mendokumentasikan proses pemeriksaan, langkah yang dianggap menghalangi transparansi.
Sesuai ketentuan penerbangan internasional, laporan sementara wajib dipublikasikan paling lambat satu tahun setelah kecelakaan jika laporan akhir belum tersedia. Tenggat waktu ini kini menjadi tekanan tambahan bagi otoritas terkait.
Luka Lama dalam Penanganan Bencana
Kasus Jeju Air kembali mengingatkan publik Korea Selatan pada pola lama penanganan bencana besar. Tragedi desak-desakan Itaewon pada 2022 dan tenggelamnya feri Sewol pada 2014 kerap disebut sebagai contoh kegagalan negara dalam memberikan kejelasan dan keadilan bagi korban.
Bagi keluarga korban Jeju Air, penyelidikan independen parlemen menjadi peluang terakhir untuk membuka seluruh fakta di balik kecelakaan, sekaligus mendorong reformasi menyeluruh dalam sistem keselamatan dan investigasi penerbangan Korea Selatan.
Referensi
Raphael Rashid, Jeju Air crash: South Korea sets up independent inquiry into disaster that killed 179 amid delays and acrimony, The Guardian.
Sumber: