Mo Salah: Dari Desa Nagrig ke Puncak Dunia

Mo Salah, Image: @mosalah / Instagram--
SULUT.DISWAY.ID - Seorang anak dari desa kecil di Mesir mampu menembus panggung sepak bola internasional. Mo Salah membuktikan bahwa kerja keras, ketekunan, dan disiplin bisa mengubah hidup. John Bennett dari BBC World Service dan Neil Johnston dari BBC menyoroti perjalanan Mo, mulai dari lapangan tanah desa hingga stadion Eropa.
Awal Karier di Desa Nagrig
Di Nagrig, bocah ini sudah menonjol. Saat teman-temannya bermain santai, dia melakukan trik dan tendangan yang mengejutkan. Gurunya, Ghamry Abd El-Hamid El-Saadany, mengenang bahwa Mo menguasai bola dengan teknik jarang dimiliki anak seumurannya.
Menapaki Jalur Profesional
Pada usia 14 tahun, Mo bergabung dengan Arab Contractors di Kairo. Setiap hari, dia menempuh perjalanan jauh dari desanya untuk latihan. Keluarga mendukung penuh, memastikan dia tetap sekolah sambil mengejar mimpi. Di klub ini, Mo mengasah disiplin, strategi, dan kerja sama tim yang menjadi fondasi karier profesionalnya.
Dukungan Keluarga dan Komunitas
Kesuksesan dia tidak lepas dari keluarga dan desa Nagrig. Nilai kerja keras, rendah hati, dan hormat membentuk karakter Mo. Desa pun bangga: mural menghiasi sekolah, lapangan dinamai untuknya, dan tuk-tuk menampilkan stiker wajah sang bintang. Komunitas ikut menumbuhkan semangat bagi generasi muda untuk mengikuti jejaknya.
Langkah di Eropa
Setelah bersinar di klub lokal, Mo melangkah ke Eropa, bermain di Swiss, Italia, dan Chelsea. Titik balik datang saat dia membela AS Roma, sebelum akhirnya direkrut Liverpool pada 2017. Di Anfield, Mo menampilkan kecepatan, dribel, dan insting gol menakjubkan, menjadikannya ikon bagi penggemar dan media internasional.
Inspirasi Global
Lebih dari sekadar pencetak gol, dia menjadi simbol inspirasi. Anak-anak yang dulu bermain bersamanya menatap Mo sebagai panutan. Kisah hidupnya membuktikan bahwa latar belakang sederhana bukan penghalang meraih prestasi besar. Disiplin, ketekunan, dan mimpi besar menjadi kunci.
Kembali ke Akar
Meski telah mendunia, Mo tidak melupakan desanya. Lapangan-lapangan tempat dia bermain dulu kini menjadi pusat pelatihan anak-anak, menandai warisan yang ia tinggalkan. Nagrig tetap menjadi saksi perjalanan seorang anak desa menjadi legenda dunia.
Liverpool Menjadi Panggungnya
Sumber: