10 Pempek Asli Palembang dan Filosofinya
Pempek Palembang, , Image: DALLĀ·E 3--
sulut.disway.id - Pempek bukan sekadar makanan khas Palembang tapi simbol identitas yang menyatu dengan kehidupan masyarakat di tepian Sungai Musi. Dari dapur rumah-rumah panggung nelayan, lahirlah berbagai bentuk pempek yang tak hanya menggoda lidah, tapi juga menyimpan filosofi tentang keseharian, kerja keras, dan kebersamaan orang Palembang.
Berikut 10 jenis pempek asli Palembang beserta makna dan cerita di baliknya.
1. Pempek Kapal Selam – Lambang Kemakmuran
Pempek ini berisi telur ayam utuh di dalam adonan ikan tenggiri. Filosofinya menggambarkan kehidupan yang lengkap dan seimbang, lauk, karbohidrat, dan protein menyatu dalam satu sajian. Dalam budaya Palembang, kapal selam sering disajikan untuk tamu kehormatan karena dianggap mewah dan simbol keberuntungan.
2. Pempek Lenjer – Simbol Kesederhanaan
Lenjer adalah pempek paling dasar dan paling mudah dibuat. Bentuknya panjang dan polos, melambangkan kerendahan hati serta keteguhan dalam hidup. Lenjer sering dijadikan bahan dasar berbagai olahan lain seperti tekwan dan model, menunjukkan sifat fleksibel dan berguna bagi sesama.
3. Pempek Adaan – Filosofi Kegembiraan
Bentuknya bulat sempurna, dibuat dari adonan ikan, sagu, dan santan lalu digoreng. Bentuk bulatnya dimaknai sebagai kesempurnaan dan kebersamaan. Dalam tradisi lama, adaan sering dibuat saat acara keluarga atau kumpul kampung, melambangkan kebahagiaan dan sukacita.
4. Pempek Kulit – Kejujuran dan Keaslian
Terbuat dari campuran daging dan kulit ikan tenggiri, pempek ini tampil dengan warna lebih gelap dan rasa gurih pekat. Filosofinya, keaslian tak perlu ditutup-tutupi. Pempek Kulit mengajarkan bahwa cita rasa sejati muncul dari bahan yang jujur dan apa adanya.
5. Pempek Keriting – Simbol Kerajinan dan Ketelitian
Bentuknya seperti jaring kusut atau bola kawat kecil. Proses pembuatannya rumit, butuh kesabaran tinggi agar adonan tak putus. Filosofinya menggambarkan hasil indah dari ketekunan, seperti kehidupan orang Palembang yang ulet dalam bekerja.
6. Pempek Pistel – Cermin Kehangatan Rumah
Isian pepaya muda tumis pedas manis membuatnya berbeda dari jenis lain. Filosofinya menggambarkan kehangatan dan kasih dalam keluarga, karena cita rasanya ringan dan menyenangkan. Pempek Pistel dulu sering dibuat ibu rumah tangga dari bahan sisa dapur, melambangkan kreativitas perempuan Palembang.
7. Pempek Tunu – Keteguhan dalam Cobaan
Tunu berarti dibakar. Pempek ini dipanggang di atas bara api hingga matang. Filosofinya, manusia yang kuat terbentuk dari ujian, seperti Pempek Tunu yang melalui panas api agar terasa lebih nikmat. Wanginya yang khas jadi simbol keteguhan dan daya tahan.
8. Pempek Panggang – Kesederhanaan yang Berisi
Mirip dengan Pempek Tunu tapi lebih pipih dan biasanya diisi sambal ebi pedas. Filosofinya, hidup sederhana tapi kaya rasa dan makna. Dahulu, pempek ini sering jadi bekal nelayan di Sungai Musi karena awet tanpa digoreng.
9. Pempek Lenggang – Simbol Keseimbangan
Adonan pempek dicampur telur kocok lalu dibakar dalam daun pisang. Hasilnya lembut dan harum. Filosofinya mencerminkan keseimbangan antara keras dan lembut, tradisi dan modernitas. Lenggang sering jadi menu sarapan karena rasanya ringan namun bergizi.
10. Pempek Telur Kecil – Lambang Kehangatan Sosial
Versi kecil dari kapal selam, dengan isian telur kocok sedikit. Ukurannya mungil tapi tetap gurih. Maknanya, hal kecil tetap berharga bila dibuat dengan niat baik. Pempek ini biasa disajikan saat kumpul bersama, menandakan keakraban dan kebersamaan.
Makna Umum Pempek bagi Orang Palembang
Pempek bukan sekadar kuliner, tapi representasi hidup orang sungai yang tangguh, kreatif, dan bersahaja. Setiap jenis punya cerita tentang nilai kerja keras, rasa syukur, serta kebanggaan terhadap identitas lokal. Dari kapal selam hingga lenggang, semuanya mengajarkan satu hal penting, kekayaan rasa lahir dari kesederhanaan yang ditekuni dengan cinta.
Sumber: