Kesepakatan tersebut menempatkan Netflix sebagai pemenang setelah persaingan panjang menghadapi Comcast serta Paramount Skydance. Warner Bros, yang menaungi waralaba global seperti Harry Potter, DC Universe, hingga Game of Thrones, sekaligus memiliki layanan streaming HBO Max, kini bersiap meleburkan lini bisnis hiburan tersebut ke dalam ekosistem Netflix.
Arah Baru Produksi Konten dan Dampaknya bagi Penonton
Penggabungan perpustakaan konten Warner Bros dengan jajaran serial dan film populer Netflix diprediksi menciptakan katalog yang jauh lebih luas. Netflix menilai kolaborasi ini akan membuka peluang untuk menghadirkan variasi tontonan yang belum pernah ada sebelumnya.
Ted Sarandos, Co-CEO Netflix, menegaskan bahwa perusahaan melaju cepat menuju proses regulasi dan yakin akan mendapatkan persetujuan. Baginya, Warner Bros merupakan studio yang telah membentuk sejarah hiburan selama satu abad, sementara kerja sama ini dapat menjadi fondasi bagi standar hiburan modern di masa mendatang.
Dalam kesepakatan tersebut, Netflix memastikan bahwa film-film Warner Bros tetap dirilis di bioskop secara normal. Studio televisi Warner Bros pun tetap memiliki ruang untuk memproduksi proyek bagi pihak ketiga. Sementara itu, konten eksklusif untuk Netflix tetap dipertahankan, ditambah efisiensi internal yang diproyeksikan mencapai $2 hingga $3 miliar berkat penghapusan proses yang tumpang tindih di sisi teknologi dan operasional.
Kritik dan Suara Penolakan dari Industri
Walaupun dewan direksi kedua perusahaan menyetujui kesepakatan secara bulat, suara skeptis tetap bermunculan. Writers Guild of America memberi peringatan bahwa merger raksasa ini berpotensi menghilangkan ribuan pekerjaan, menekan upah, mengurangi variasi produksi, serta berpotensi membuat harga langganan semakin tinggi.
CEO Cinema United, Michael O’Leary, menyampaikan pandangan lebih keras dengan menyebut akuisisi ini sebagai ancaman besar bagi keberlangsungan bioskop di seluruh dunia. Menurutnya, konsolidasi dalam skala ekstrem dapat merusak ekosistem distribusi film dan mengurangi kesempatan penonton menikmati karya sinematis di layar lebar.
Menunggu Regulasi dan Proses Pemisahan Perusahaan
Meskipun telah diumumkan secara resmi, akuisisi ini belum sepenuhnya final. Netflix harus menunggu lampu hijau dari otoritas kompetisi, yang diperkirakan menjadi fase paling rumit dari keseluruhan proses.
Sebelum akuisisi rampung, Warner Bros diwajibkan untuk memisahkan divisi streaming dan studio dari jaringan globalnya menjadi dua entitas berbeda. Divisi jaringan global yang mencakup CNN, Discovery Channel, hingga TNT Sports di Amerika Serikat dan Eropa akan berdiri sebagai Discovery Global. Sementara itu, TNT Sports International tetap berada dalam divisi yang akan menjadi bagian Netflix setelah akuisisi selesai.
Evaluasi Para Analis dan Potensi Reaksi Pasar
Menurut Paolo Pescatore, analis teknologi dan media, langkah ini jelas menunjukkan ambisi Netflix untuk menjadi pemimpin tunggal industri streaming global. Kesepakatan ini sekaligus memperlihatkan bahwa fase baru kompetisi layanan streaming semakin mengarah ke konsolidasi besar-besaran.
Namun, beberapa analis lain mengingatkan bahwa skala penggabungan yang sangat besar bisa menciptakan tantangan berlapis. Mulai dari potensi berkurangnya volume produksi film dan serial, penolakan dari pekerja kreatif, hingga kemungkinan perubahan strategi distribusi yang tidak selalu diterima semua pihak.
Bagi konsumen, dampaknya diprediksi cukup terasa. Harga langganan Netflix diperkirakan naik mengikuti skala bisnis yang jauh lebih besar, sementara HBO Max kemungkinan kehilangan relevansi karena kontennya berpindah ke Netflix. Di sisi lain, jangkauan Netflix yang luas dapat meningkatkan pendapatan berkat basis pelanggan global yang terus tumbuh.
Kesimpulan
Akuisisi Netflix terhadap Warner Bros Discovery menjadi tonggak besar dalam sejarah industri hiburan. Jika seluruh proses regulasi berjalan mulus, kolaborasi dua kekuatan besar ini dapat memperkenalkan model baru dalam produksi dan distribusi konten global. Dengan perpaduan waralaba legendaris dan teknologi streaming yang sudah mapan, perusahaan gabungan ini berpotensi mendefinisikan standar hiburan generasi berikutnya.
Referensi
BBC News, 2025
The Guardian, 2025
Variety, 2025
Hollywood Reporter, 2025